Wanita kelahiran tiga puluh tahun silam memiliki hobi menulis sejak Sekolah Dasar, namun kini ia tekuni hobinya setelah kelahiran anak keduanya. Ibu dua orang putra ini hobi menulis perihal pola asuh, kerukunan rumah tangga, dan motivasi hidup.
Kamis, 30 Juli 2020
Corona Covid 19
Begitu banyak cobaan dan teguran yang engkau berikan pada kami sejak awal tahun ini.
Begitu banyak dosa kami sehingga engkau murka. Begitu kotor sukma ini sehingga engkau marah pada kami.
Ya Allah yang maha baik, ya Allah yang maha kaya, Allah SWT Dzat yang mampu membolak balikkan segalanya.
Aku umatmu memohon ridhomu ya Allah.. bantu kami, maafkan segala dosa kami.
Ya Allah ya tuhanku begitu berat cobaan ini bagi kami. Dengan cobaan-cobaan ini kami sadar atas dosa-dosa kami.
Ya Allah yang maha pemurah
Ya Allah yang maha lembut
Ya Allah yang maha penyayang
Kami memohon ampun kepadamu
Kami memohon hanya satu padamu
Angkatlah cobaan ini
Angkatlah virus ini
Ya Allah ya tuhan kami
Kami berjanji akan berubah
Akan bertaubat. Taubatan nasuha ya Allah.
Kami mohon, jagalah mereka pejuang nafkah kami yang masih menapaki kaki di mayapada.
Kami mohon angkatlah virus itu dari tubuh penderita.
Kami mohon terimalah amalan almarhum-almarhumah atas virus itu.
Ya Allah... kami memohon kepadamu angkatlah, buanglah virus itu pada tempatnya.
Ampuni kami ya Allah.
Kami berjanji akan mematuhi perintahMu.
Hanya kepadaMu kami berserah diri, hanya kepadaMu kami memohon, hanya kepadaMu kami kembali.
Alfatiha.
Rabu, 29 Juli 2020
Positif Vibes Kehidupan
-Banyak yang bilang bermimpilah, maka semua akan terwujud. Right!
Sebagaimana, kita terus memikirkan, menghayal, semua yang kita inginkan. Sehingga terbenam dalam benak.
Tidak sadar menyeruak dalam sukma, kita berlari mengejar mimpi sehingga terealisasi.-
Positif Vibes Hijrah
-Inilah caranya, inilah ujiannya. Banyak di sana yang menggores loreng dimuka, dengan atas nama kesucian.
Mungkin mereka iri atas hidayah yang kita raih.
Aku tahu mereka pun ingin seperti kami yang mendapatkan syafaat-Nya.
Namun, mereka malu masih bergelimang dosa, mereka ingin mencari teman sependeritaan dalam neraka.
Dengan atas nama meremehkan, mereka bangga dengan apa yang mereka dapat.-
Senin, 27 Juli 2020
positive vibes parenting
-Bunda, mengapa engkau senantiasa berbicara keras padaku? Bukankah kelak aku akan menuruti tingkahmu?
Bunda, mengapa tidak sedikitpun engkau turunkan nada bicaramu padaku? Bukankah aku sosok yang kau idamkan dahulu?
Bunda, coba lihatlah aku sejenak, sekeras apapun engkau berbicara. Namun, aku tetap mencarimu, mencintaimu, mendambakanmu.
Positif Vibes Art
Minggu, 26 Juli 2020
Positif Vibes Anak yang Sering Kita Marahi
-Anak yang saat ini kau hardik, siapa tahu ia yang akan acuh padamu kelak.
Anak yang saat ini kau cibir, siapa tahu ia yang akan merawatmu.
Anak yang saat ini tidak kau dambakan, siapa tahu ia yang akan memberikan kasih sayang penuh padamu.-
Sabtu, 25 Juli 2020
Ketika Anak Gw di "Cap" Speech Delayed
Awalnya kakak gw bilang "kayaknya si Omar Speech Delayed" deh La, soalnya dia masih tantrum, dan belum bisa bilang apa yang dia mau, dia juga cuma nunjuk-nunjuk doang. Saat itu gw lagi di RS nungguin bokap gw oprasi prostat. Kakak gw ngomong seenaknya di depan umum, pas gw lagi jagain Omar main. Gw berasa kaya kesamber petir mak, gw langsung freeze. Pelan-pelan gw gendong anak 17 bulan berkulit putih, berbadan gempal, menepi di sudut kerumunan orang banyak.
Tak henti-hentinya gw meneteskan air mata sambil memangku dan memandangi anak yang baru saja tujuh belas bulan lalu gw lahirkan. "Salah Manda dimana ya Nak? Perasaan Manda sering membacakan kamu cerita." Ucap gw dalam hati.
Gw rasanya ingin segera bertemu suami gw untuk menceritakan hal tersebut. Alhamdulillah laki gw sudah sampai, dan gw menceritakan hal ini di sudut ruang tunggu. Alhamdulillah oprasi bokap juga sudah selesai, dan kita bisa kembali ke kediaman masing-masing.
Sesampainya di rumah gw langsung searching apa itu speech delayed, pada usia berapa anak dinyatakan speech delayed. Gw juga menyempatkan diri mengirim pesan singkat ke Bu Vera (psikolog sekolah) dan Tante Minut (guru learning support yang biasa menangani anak special dan speech delayed). Dulu sebelum Omar lahir gw sempat bekerja di Taman Bermain, tapi di bagian Admin. Jadi mengenal orang-orang hebat itu.
Gw WA dua orang hebat itu. Bu Vera memyatakan masih aman, karena masih 17 bulan, biasanya juga ada tahapan kosa kata di usia dua tahun, anak sudah menguasai 200 kosa kata misal begitu. Kalo Tante Minut hampir serupa jawabannya tapi diberikan catatan, diminta untuk lebih sering diajarkan bicara yang benar, kosa kata yang tepat tidak di cadelkan. Gw lebih giat lagi mengajarkan kosa kata baru, membacakan Omar cerita. Tapi bagian dicadelkan gw skip, karena gw buka tipe orang tua yang seperti itu. Sebelumnya gw sudah paham bahwa anak tidak boleh diajarkan bicara cadel, jika dia bicara seperti itu, ya kita ajarkan kosa kata yang benar. Bahkan gw konsultasi ke dokter anak tentang tumbuh kembang Omar dalam berbicara, dan jawabannya serupa dengan Bu Vera.
Tepat usia dua tahun, kosa kata Omar meledak, sangat banyak. Meski hanya ujungnya saja. Namun, gw tidak putus asa untuk mengajarkan bicara yang benar, kosa kata yang lengkap. Gw minta Omar melihat mimik wajah gw, dan mengikuti bibir gw. Misal ba-so. Lihat Manda, ba (sambil buka mulut), lalu so (mulut di majukan). Dia ikuti apa yang gw bilang. Alhamdulillah dua tahun setengah bicaranya jelas, gw merasa lega.
Bagi gw, ucapan/kritikan dari sekitar bukanlah untuk menjatuhkan, mungkin ada sebagian, tapi alangkah baiknya jika kita coba cari tahu dulu apa yang di bahas oleh orang tersebut.
Kaya gw dibilang anak gw speech delayed, gw langsung cari tau. Misal ada yang bilang anaknya stunting, coba cari tau dl. Jangan berpikir nanti anak juga bisa. Plisss NOOOOOOO! Sayang, anak iti harus kita bentuk, kita ajarkan di masa golden age nya, karena kalo sudah lewat dia akan nyaman dengan hal yang biasa dia alami sehingga sulit merubahnya. Dan jangan berpikir lo sakit hati, jangan EGOIS, Pikirkan masa depan anak. Jangan malu, kita sama-sama peduli untuk anak, semata-mata demi anak. Plissss sharing is caring say.. jangan malu kalo lo merasa nyaman untuk curhat tumbuh kembang anak lo sama swleseorang, silakan.
Kalaupun dibilang setiap pola asuh berbeda, iya benar, tapi jangan terpatok sama yang dahulu. Misal bicara masih mengikuti cadelnya anak, jangan ya... ibu-ibu milenial harus melek ilmu pola asuh, banyakin baca, banyakin referensi.
Kalo gw, ketika banyak yang sudah komentar tentang tumbuh anak nya ini itu, baiknya langsung searching, tanya sama para ahli, bahkan kalau bersedia konsultasi ke dokter.
Gw aja kemarin baru satu orang yang komentar langsung "gerah", apalagi kalau sudah banyak???? Apa lo gak sadar? Apa lo gak kasihan sama anak lo? Apa lo masa bodo? Atau mikir nanti juga bisa???
PLISS JANGAN GITU.
Jumat, 24 Juli 2020
Positif Vibes || Memaafkan
-Ketika hati menolak seseorang, maka cobalah belajar menerima dan memaafkan. Allah saja yang Mahakuasa senantiasa memaafkan kita yang hanya segelintir pasir dimata-Nya, masa kita tidak bisa saling menerima dan memaafkan sesama?-
Rabu, 22 Juli 2020
Positif Vibes Lalai Akan Kewajiban
-Ketika setan menggoda kita untuk tidak solat, maka ingatlah semua nikmat yang telah Allah berikan-
Selasa, 21 Juli 2020
Cerita VBAC yang gagal
Assalamualaikum Wr Wb Salih/Saliha
Wellcome back to My blog, kali ini gw mau bahas VBAC, Vaginal Birth After C-section.
Artinya melahirkan secara normal pada ibu yang sebelum melakukan persalinan C-section.
Gw mau cerita tentang pengalaman gw yang mau VBAC. Namun, gagal, hiks hiks..
Awalnya berpikir kalau kelahiran kedua ini harus SC lagi yasudah, memang itu takdirnya, toh sebekumnya juga SC dan jarak kehamilan cukup dekat, ditambah bidan serta dokter yang menangani gw menyarankan SC lagi, karena takut robek rahim.
Awal kehamilan kedua ini, gw sempat mencicipi dokter sana sini, awalnya ke dokter Ivander, beliau bilang tidak ditemukan tanda-tanda gw hamil, meskipun gw sudah membawa tespek, runtuhlah hati gw mak. Coba lah keesokannya di Bidan Angga dekat dari rumah, Alhamdulillah kali ini ditemukan kantung kehamilan memasuki 6 minggu. Wohoo bahagia bener gw mak.
Masuk di bulan keempat gw coba ke dokter Ismail, nah, beliau menganjurkan persalinan SC nantinya. Gw sih mangguk saja ya, meski laki gw nanya emang gak bisa normal dok? Beliau bilang kecil kemungkinan, karena jarak antara kakak beradik ini dekat, lalu bayinya di usia 4 bulan sudah 1900gram, jadi lebih baik SC.
Gw perhatiin laki gw pengen banget cin gw lahiran normal. Lanjut beberapa minggu kemudian, gw balik lagi ke Bidan Angga, kontrol seperti biasa (gw tipe ibu hamil yang dikit-dikit bolak balik kontrol. Karena mau lihat si bayi). Laki gw nanya lagi tuh, istri saya bisa lahiran normal nggak ya bu? Sama jawabannya dengan dokter Ismail. Tidak kali ini ada tambahan jawaban, karena minua mata gw tebal sekali jadi takut gw buta nantinya. Okehlah.
Gw kok ngelihat laki gw segitunya ya, sudah mau anak cewe ternyata bayi di perut gw cowo, sampe make sure dokter Ismail pas USG. Dia juga pengen gw lahiran normal. Okelah, gw coba beranikan diri untuk siap melahirkan normal, meskipun gw takut banget sama rasa nyerinya, vagina di gunting, mulasnya, dan proses ngedennya, aduh makk gw takut.
Akhirnya gw lagi iseng search dokter kandungan daerah Ciputat kalau nggak salah, lalu malah ketemu review VBAC dari seorang bloger wanita, dan beliau memakai dokter Riyana.
VBAC? Apa sih? Awalnya gw nggak tahu tentang VBAC. Gw baca, dan lihat review dokter Riyana Kadarsari, nampaknya okeh nih dokter. Cobalah di bulan ke lima untuk kontrol dengan beliau. Dokternya wanita yang mungil ini sangat sabar, sangat santai, informatif juga say. Amazingnya beliau bilang gw bisa lahiran normal.
Laki gw langsung bilang, udah sama dokter Riyana saja nanti lahirannya. Orangnya juga tidak menakut-nakutkan pasien. Oke pak bos.
Setiap bulan kita kontrol dengan dokter Riyana Kadarsari, sampai hari perkiraan lahir, perkiraan tanggal 18 Mei namun si dede masih betah di dalam perut gw. Dokter pun bilang, kita tunggu sampai mulas ya. Saat itu lagi bulan puasa. Dan baru minggu kemarin kontrol, keesokan minggunya gw mulai mulas. Di minggu 39, mana rumah gw di Parung Bogor, gw harus ke rumah sakit daerah Ciputat, suami kerja pula, gw order taksi daring sambil beboyong si sulung. Supir taksi tahu kalau gw lagi mulas, dia melihat gw meringis kesakitan. Tak pikir panjang, pak supir pun melaju dengan kecepatan tinggi. Sampailah di RS, suami sudah menunggu di lobby RS. Kita menuju ruang bersalin, CTG, dan hasilnya masih kontraksi palsu.
Oke kita kembali pulang. Memasuki minggu ke 40 lebih beberapa hari, tepat di hari Kamis, jadwal kontrol, di cek dalam oleh dokter sudah pembukaan satu, memang saat itu gw lagi mulas tapi sesekali, gw yang hamil, yang antar banyak coy, nyokap, bokap, anak sulung gw, suami sudah pasti ya.
Meski sudah pembukaan satu, gw di suruh pulang sama dokter. Oke biar tidak jauh, kita coba stand by di Pamulang, rumah nyokap gw. Jumatnya gw cek lagi ke puskesmas Pamulang, apakah pembukaan nambah? Ternyata tidak.
Sabtunya, gw beraniin diri buat pulang ke Bogor. Sesampainya di rumah gw, pas gw lagi buang air kecil, ternyata ada bercak darah di celana dalam gw. Waduh happy dong, gw pikir sebentar lagi akan melahirkan. Oke, balik lagi ke rumah nyokap di Pamulang, sorenya.
Sabtu malam perut makin mulas coy, gw gak bisa tidur, gw cek pakai aplikasi, sudah lima menit sekali. Laki gw sahur sama nyokap bokap, gw coba buat tidur, karena semalaman gw gak bisa tidur.
Oke, minggu jam 05.00 karena semakin kencang mulasnya dan sering, cuss lah kita bertiga dengan taksi daring. Gw, suami, dan si sulung yang kita angkat saat masih pulas.
Sesampai di RS gw di CTG, sudah semenit sekali untuk mulasnya, dan sempat rahim gw di putar sama suster VK, karena kata dia pintunya ketutup lagi, alhasil gw teriak dong, tangan si suster masuk ke vagina gw, rahim gw di putar, lalu darahlah keluar, seperti orang mens. Setelah itu gw di suruh tunggu dan main gym ball. Mana sendirian, laki gw main di bawah sama si sulung.
Suster izin untuk telepon dokter Riyana, ya untuk memberikan informasi tentang perkembangan gw. Gw pun di kasih pilihan mau observasi di RS dg menyewa kamar inap atau di rumah? Laki gw langsung memilih di rumah saja.
Sesampainya di rumah, rasa mulas hilang, darah yang tadinya seperti orang mens berhenti. Hemmm.... Dokter meminta gw besok pagi datang ke klinik dia di kawasan Bintaro. Okelah dok..
Keesokan harinya, Senin pagi, nyokap, bokap, gw, suami gw, dan sulung gw meluncur ke klinik BWCC kawasan Bintaro.
Di reseptionis gw ceritakan masalah gw, karena notabennya gw belum daftar, seharusnya buat pasien daftar itu seminggu sebelum kontrol. Okeh, privillage dong, langsung masuk ruang bersalin, kita CTG, detak jantung bayi gw melemah, gw di suruh makan atau minum, mungkin bayinya kekurangan oksigen. Setelah minum, gw coba CTG lagi, tapi mulasnya gak datang-datang, kalaupun datang hanya tiga kali dalam sejam.
Akhirnya dokter Riyana datang, dan gw langsung masuk ke ruangannya, di USG, ketuban gw sudah keruh, detak jantung bayi sudah melemah, di lihat, kepalanya sudah masuk vagina, namun karena bobotnya melebih normal, dia nyangkut, alhasil bayi gw kesulitan untuk keluar.
Dokter memberikan pilihan, mau SC atau induksi? Kalau induksi khawatir robek rahim. Akhirnya kita memilih untuk SC.
Keluar kamar doktee, gw langsung cek darah, persiapan melahirkan, dan harus melahirkan di RS dokter praktek di kawasan Ciputat. Yasudah kita dari Bintaro ke Ciputat dengan ambulans dari BWCC.
Sesampainya di RS Hermina Ciputat, langsung di dorong memakai kursi roda ke ruang oprasi. Pukul 16.00 proses persalinan secara SC berlangsung, pukul 16.25 bayi gw keluar. Dengan panjang 51 cm berat 3.982 kg. Pantes aja dia nyangkut di pundaknya, ya wong besar banget, gw aja pas IMD engap.
Gw sih gak menyalahkan dokter, kenapa harus nunggu-nunggu, kenapa gak dari awal memutuskan SC, kan gw mau coba dan keberulan dokter Riyana pro normal. Gw masih bersyukur bayi gw selamat lahir di usia 41 minggu, dia sudah mau bertahan dari hari Kamis minggu 40 sampai Senin di minggu 41.
Kamu anak hebat dek, terima kasih telah menemani Manda kemanapun pergi, terima kasih telah berjuang bersama. Kakak dan suamiku terima kasih telah mensupportku.
Love love love..
Senin, 20 Juli 2020
Me Vs Handphone
Minggu, 19 Juli 2020
Positif Vibe || Konsumtif || Royal || Boros
-Ketika dunia terus... menggoda kita untuk selalu ada di puncaknya, setan menggelitik untuk komsumtif tiada henti.
Stop...
Coba menunduk, melihat kebawah, lingkungan sekitar.
Masih banyak mereka yang mengagungkanmu, iri terhadapmu, mereka yang masih jauh dari kata cukup. -
Positif Vibes "Nothing"
-Ketika kamu merasa seperti sampah, tak sedikitpun orang menganggapmu. Maka, disitulah ada campur tangan Tuhan akan mengangkatmu seperti bongkahan berlian.-