Sabtu, 25 Juli 2020

Ketika Anak Gw di "Cap" Speech Delayed

Ketika Anak Gw di "Cap" Speech Delayed oleh Kakak Gw.



Awalnya kakak gw bilang "kayaknya si Omar Speech Delayed" deh La, soalnya dia masih tantrum, dan belum bisa bilang apa yang dia mau, dia juga cuma nunjuk-nunjuk doang. Saat itu gw lagi di RS nungguin bokap gw oprasi prostat. Kakak gw ngomong seenaknya di depan umum, pas gw lagi jagain Omar main. Gw berasa kaya kesamber petir mak, gw langsung freeze. Pelan-pelan gw gendong anak 17 bulan berkulit putih, berbadan gempal, menepi di sudut kerumunan orang banyak.

Tak henti-hentinya gw meneteskan air mata sambil memangku dan memandangi anak yang baru saja tujuh belas bulan lalu gw lahirkan. "Salah Manda dimana ya Nak? Perasaan Manda sering membacakan kamu cerita." Ucap gw dalam hati.

Gw rasanya ingin segera bertemu suami gw untuk menceritakan hal tersebut. Alhamdulillah laki gw sudah sampai, dan gw menceritakan hal ini di sudut ruang tunggu. Alhamdulillah oprasi bokap juga sudah selesai, dan kita bisa kembali ke kediaman masing-masing.

Sesampainya di rumah gw langsung searching apa itu speech delayed, pada usia berapa anak dinyatakan speech delayed. Gw juga menyempatkan diri mengirim pesan singkat ke Bu Vera (psikolog sekolah) dan Tante Minut (guru learning support yang biasa menangani anak special dan speech delayed). Dulu sebelum Omar lahir gw sempat bekerja di Taman Bermain, tapi di bagian Admin. Jadi mengenal orang-orang hebat itu.

Gw WA dua orang hebat itu. Bu Vera memyatakan masih aman, karena masih 17 bulan, biasanya juga ada tahapan kosa kata di usia dua tahun, anak sudah menguasai 200 kosa kata misal begitu. Kalo Tante Minut hampir serupa jawabannya tapi diberikan catatan, diminta untuk lebih sering diajarkan bicara yang benar, kosa kata yang tepat tidak di cadelkan. Gw lebih giat lagi mengajarkan kosa kata baru, membacakan Omar cerita. Tapi bagian dicadelkan gw skip, karena gw buka tipe orang tua yang seperti itu. Sebelumnya gw sudah paham bahwa anak tidak boleh diajarkan bicara cadel, jika dia bicara seperti itu, ya kita ajarkan kosa kata yang benar. Bahkan gw konsultasi ke dokter anak tentang tumbuh kembang Omar dalam berbicara, dan jawabannya serupa dengan Bu Vera.

Tepat usia dua tahun, kosa kata Omar meledak, sangat banyak. Meski hanya ujungnya saja. Namun, gw tidak putus asa untuk mengajarkan bicara yang benar, kosa kata yang lengkap. Gw minta Omar melihat mimik wajah gw, dan mengikuti bibir gw. Misal ba-so. Lihat Manda, ba (sambil buka mulut), lalu so (mulut di majukan). Dia ikuti apa yang gw bilang. Alhamdulillah dua tahun setengah bicaranya jelas, gw merasa lega.

Bagi gw, ucapan/kritikan dari sekitar bukanlah untuk menjatuhkan, mungkin ada sebagian, tapi alangkah baiknya jika kita coba cari tahu dulu apa yang di bahas oleh orang tersebut.

Kaya gw dibilang anak gw speech delayed, gw langsung cari tau. Misal ada yang bilang anaknya stunting, coba cari tau dl. Jangan berpikir nanti anak juga bisa. Plisss NOOOOOOO! Sayang, anak iti harus kita bentuk, kita ajarkan di masa golden age nya, karena kalo sudah lewat dia akan nyaman dengan hal yang biasa dia alami sehingga sulit merubahnya. Dan jangan berpikir lo sakit hati, jangan EGOIS, Pikirkan masa depan anak. Jangan malu, kita sama-sama peduli untuk anak, semata-mata demi anak. Plissss sharing is caring say.. jangan malu kalo lo merasa nyaman untuk curhat tumbuh kembang anak lo sama swleseorang, silakan.

Kalaupun dibilang setiap pola asuh berbeda, iya benar, tapi jangan terpatok sama yang dahulu. Misal bicara masih mengikuti cadelnya anak, jangan ya... ibu-ibu milenial harus melek ilmu pola asuh, banyakin baca, banyakin referensi.

Kalo gw, ketika banyak yang sudah komentar tentang tumbuh anak nya ini itu, baiknya langsung searching, tanya sama para ahli, bahkan kalau bersedia konsultasi ke dokter.

Gw aja kemarin baru satu orang yang komentar langsung "gerah", apalagi kalau sudah banyak???? Apa lo gak sadar? Apa lo gak kasihan sama anak lo? Apa lo masa bodo? Atau mikir nanti juga bisa???


PLISS JANGAN GITU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar